Smartfren dan Kemkomdigi Saling Bantah Surat Permohonan Merger dengan XL

Estimated read time 2 min read

Jakarta – Smartfren mengaku pihaknya sudah mengirim surat permohonan merger (penggabungan) dengan XL Axiata pada Selasa atau Rabu tanpa menyebutkan tanggalnya secara pasti.

Pernyataan ini membantah pernyataan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang belum menerima suratnya.

“Mungkin Ibu Menteri pas lagi di luar kota. Surat kami memang ya baru, masih hangat. Jadi memang beliau sendiri mungkin belum lihat pas media bertanya,” kata Presiden Direktur (Presdir) PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys di Jakarta pada Kamis (12/12/2024).

“Prinsipnya kami dan kawan-kawan dari XL secara bersama-sama memasukkan surat tersebut tepat pada hari setelah perjanjian tersebut ditandatangani. Kami harapkan mudah-mudahan dalam perjanjian ini tidak memakan waktu yang panjang.”

Merza Fachys meneruskan isi surat permohonan yang diajukan pihaknya seperti pemaparan hal-hal terkait spektrum setelah meger.

“Kami harapkan spektrum ini tentu saja ingin di-utilisasi dalam pemakaian berikutnya. Mudah-mudahan ini akan menjadi pertimbangan dari Komdigi dalam mengevaluasi,” ujarnya.

“Kami harapkan mudah-mudahan approval atas merger kami akan menjadi satu persetujuan yang bisa kami dapatkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.”

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan kementerian ini belum menerima surat permohonan merger.

“Kami belum tahu karena belum melapor secara resmi keduanya. Jadi kami sempatnya menunggu sebagai penghulu untuk mempersatukan. Kurang lebih seperti itu peran Kemkomdigi,” ujarnya.

Dengan begitu Kemkomdigi belum bisa merespon merger XL Axiata dan Smartfren.

“Tapi saat ini belum ada secara resmi menyampaikan bahwa akan ada pernikahan di antara keduanya secara resmi,” ungkap Meutya.

XL Axiata dan Smartfren melakukan merger secara remi yang berganti nama menjadi XLSmart. Keduanya menandatangani perjanjian definitif untuk usulan penggabungan dengan nilai perusahaan pra-sinergi gabungan sebesar US$6,5 miliar atau Rp104 triliun.

XLSmart disebut akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian untuk mendorong investasi dalam infrastruktur digital.

Selain itu memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan sekaligus berkontribusi pada pasar yang lebih sehat dan lebih kompetitif.

XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmartTel akan menggabungkan diri menjadi bagian dari XLSmart.

Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memiliki 34,8% saham di XLSmart.

Pada saat selesainya transaksi, pemerataan kepemilikan saham akan menghasilkan Axiata menerima hingga senilai US$475 juta.

Setelah transaksi ditutup, Axiata akan menerima US$400 juta, beserta tambahan US$75 juta pada akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat- syarat tertentu. (adm)

Sumber: detik.com

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours