Jakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Tokyo, Jepang mendeteksi kebakaran dan keruntuhan bangunan secara langsung dengan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan). Langkah ini guna mempercepat respons awal bencana selama gempa bumi besar.
Badan Cuaca Jepang menerbitkan peringatan pertama tentang peningkatan risiko gempa besar di sepanjang Palung Nankai yang membentang antara Jepang bagian tengah dan barat daya pada pekan lalu.
“Sistem yang digerakkan oleh AI tersebut menganalisis rekaman dari kamera beresolusi tinggi, dengan dua kamera dipasang di gedung pemerintah kota Tokyo dan masing-masing satu kamera di jembatan dekat Teluk Tokyo dan satu lokasi di bagian barat wilayah metropolitan,” kata juru bicara (jubir) Pemkot Jepang.
Sistem ini mengidentifikasi kebakaran dan keruntuhan bangunan, memberikan informasi tersebut kepada lembaga terkait. Lembaga yang dimaksud seperti polisi, pemadam kebakaran, dan Pasukan Bela Diri Jepang untuk membuat upaya respons yang lebih cepat.
Gambar menunjukkan rendering sistem AI yang menggunakan kamera ketinggian tinggi untuk mendeteksi kebakaran dan keruntuhan bangunan secara langsung.
Pemkot Tokyo menyebutkan kerusakan gempa Palung Nankai berakibat tsunami setinggi 2 hingga 2,6 meter di sepanjang wilayah Teluk Tokyo pada 2022.
Peluang terjadi gempa bumi sebesar 70% di bawah Tokyo pada 30 tahun ke depan. Gempa bumi dahsyat berpusat di bawah Tokyo selatan dapat mengakibatkan sekitar 6.100 kematian dan kerusakan pada sekitar 194 ribu bangunan.
Sistem ini mulai beroperasi secara penuh pada Maret. Pada akhir tahun fiskal hingga Maret 2025, dua kamera tambahan akan diaktifkan di Tokyo Skytree, memperluas jangkauan hingga mencakup hampir semua dari 23 distrik ibu kota dan bagian wilayah barat.
AI meninjau rekaman kamera untuk mengidentifikasi asap atau kerusakan struktural, menampilkan informasi di layar dengan laporan dan peta.
AI juga dapat mendeteksi area yang padat dengan rumah-rumah kayu, yang membuat pihak berwenang untuk memprioritaskan area yang berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan parah.
Sebelumnya, kamera dioperasikan secara manual, sehingga sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat segera setelah terjadi bencana. Seorang pejabat pemerintah metropolitan Tokyo mengatakan,
“Kami mencoba menggunakan teknologi canggih untuk menilai dengan cepat cakupan kerusakan secara menyeluruh.”
Jepang dilanda gempa bermagnitudo 7,1. Gempa ini bersumber dari Megathrust Nankai di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, di Jepang Selatan pada Kamis (8/8/2024).
Jepang telah menerbitkan peringatan gempa besar di Palung Nankai pada pekan ini. (adm)
Sumber: detik.com
+ There are no comments
Add yours