Jakarta – TikTok merampungkan migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia pada 27 Maret 2024, sehingga TikTok Shop berganti nama menjadi Shop Tokopedia.
Sebelumnya, TikTok mengakuisisi Tokopedia senilai US$1,5 miliar lebih atau sekitar Rp23,4 triliun (asumsi 1 dollar AS=Rp15.609).
Dengan begitu Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia bergabung di bawah PT Tokopedia secara resmi.
Migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia merujuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendaag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.
Aturan ini berlaku sejak 26 September 2023 bagi social commerce di Indonesia seperti TikTok, Instagram, dan Facebook hanya boleh memfasilitasi promosi barang dan jasa yang dijual pedagang.
Mereka dilarang melakukan transaksi jual-beli di platform masing-masing secara langsung. Regulasi ini berdampak langsung terhadap bisnis e-commerce TikTok Shop yang memungkinkan para penggunanya membeli dan membayar barang atau jasa secara langsung di dalam aplikasi TikTok.
Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto mengatakan proses migrasi TikTok Shop ke Tokopedia telah rampung pada 27 Maret 2024 sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023.
Semua aktivitas pembayaran dan transaksi, serta pengelolaan user dan pedagang (merchant) yang semula dilakukan oleh TikTok berpindah ke domain PT Tokopedia dan dikelola sepenuhnya oleh Tokopedia.
“Permendag 31/2023 menitikberatkan pada tiga poin utama, yakni proses pembayaran, data pengguna, dan merchant operation,” katanya.
Melissa Siska Juminto mengemukakan ketiga hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah. Pembayaran semua transaksi sudah berlangsung melalui sistem di Tokopedia.
Uang masuk dan keluar sepenuhnya terekam dan dikelola dalam sistem elektronik di platform tersebut. Kebijakan ini sesuai permintaan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Tokopedia telah menyediakan invoice atau bukti tagihan transaksi.
“Uang masuk ke rekening Tokopedia, uang keluar juga dari Tokopedia ke kreator-kreator. Jadi secara payment yang dulu di sistem elektronik TikTok, sekarang prosesnya sepenuhnya dikelola oleh Tokopedia,” ujar Melissa Siska Juminto.
Dari sisi data pengguna tidak terjadi kembali penyalahgunaan data dan penguasaan data yang mengakibatkan persaingan tidak sehat. Saat ini terdapat fitur pengaturan privasi yang memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan personalisasi data untuk kepentingan belanja.
Melissa Siska Juminto mengungkapkan jika pengguna menonaktifkan fitur tersebut, maka laman Shop tidak akan menyarankan produk-produk yang sesuai dengan konten TikTok yang dilihat pengguna.
“Kami juga memisahkan user TikTok ID dan TikTok Shop. Jadi kalau dulu ID-nya TikTok sama kayak ID-nya TikTok Shop, sekarang user punya ID TikTok sendiri dan user ID e-Commerce sendiri. Dengan memisahkan user ID itu, data pun akan bisa dilimitasi secara sistem,” tuturnya.
Semua transaksi dan operasional layanan merchant sudah terjadi pada sistem elektronik Tokopedia. Jadi, segala bentuk kegiatan terdapat di platform tersebut seperti perlindungan konsumen, pembinaan, dan penyelesaian sengketa berada di bawah kontrol Tokopedia.
Pemisahan sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia secara back-end atau di balik layar. Namun, TikTok Shop memberikan sejumlah banner di sisi front-end (tampilan depan Shop Tokopedia) agar pengguna mengetahui bahwa kini layanan Shop-nya dikelola oleh Tokopedia. (adm)
Sumber: kompas.com
+ There are no comments
Add yours