Jakarta – Meta dilaporkan menghapus puluhan ribu akun Instagram yang berkaitan dengan tindak penipuan, hingga pemerasan seksual online (sextortion) di Nigeria.
Pasalnya, akun-akun ini menargetkan pria dewasa di Amerika Serikat (AS) dan beberapa juga menargetkan anak di bawah umur.
Penghapusan akun tersebut dilakukan sebagai upaya yang lebih besar oleh Meta untuk memerangi penipuan sextortion di platformnya selama beberapa bulan terakhir.
Meta menyematkan fitur keamanan dalam pesan Instagram untuk secara otomatis mendeteksi ketelanjangan sejak awal 2024. Selain itu memperingatkan pengguna tentang potensi penipuan pemerasan.
Langkah lainnya adalah menyediakan sumber daya dalam aplikasi dan tips keamanan tentang penipuan semacam itu.
Penghapusan yang dilakukan Meta mencakup 2.500 akun yang terkait dengan sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang yang bekerja sama untuk melakukan penipuan sextortion.
Induk perusahaan dari Facebook dan WhatsApp juga menghapus ribuan akun dan grup di Facebook yang memberikan tips dan saran lainnya. Hal ini termasuk skrip dan gambar palsu, untuk para calon pelaku sextortion.
Meta mengatakan akun-akun tersebut ditautkan ke Yahoo Boys, sebuah kelompok penjahat siber yang terorganisir secara longgar. Sebagian besar beroperasi di Nigeria dan berspesialisasi dalam berbagai jenis penipuan.
Meta mendapat sorotan khusus karena tidak berupaya besar melindungi remaja dari sextortion pada aplikasinya.
Senator Lindsey Graham mendesak orang tua menuntut Chief Executive Officer (CEO) Mark Zuckerberg pada awal tahun ini. Dia diminta bertanggung jawab lantaran seorang anak yang meninggal karena bunuh diri setelah anak tadi menjadi korban penipuan,
Akun-akun tersebut juga telah dilaporkan ke National Center for Missing & Exploited Children/NCMEC (Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi). (adm)
Sumber: detik.com
+ There are no comments
Add yours