Menkomdigi Meutya Hafid Dikabarkan Angkat Buzzer Sebagai Stafsus

Estimated read time 4 min read

Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengaku tidak tahu Rudi Sutanto (Rudi Valinka) yang dilantik menjadi staf khusus (stafsus) Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital sebagai buzzer (pendengung) pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai siapa Rudi Sutanto,” katanya pada Senin (13/1/2025).

Meutya Hafis mengungkapkan curriculum vitae (CV) Rudi Sutanto menyebutkan dia sebagai ahli strategi komunikasi. Kemkomdigi tidak hanya menerima ahli digital, tetapi juga ahli komunikasi.

“Karena expertise di bidang komunikasi,” ujarnya.

Dua narasumber mantan buzzer Presiden Jokowi membenarkan Rudi Sutanto adalah sosok Rudi Valinka. Rudi Valinka memakai akun X dengan nama pengguna @kurawa.

Salah seorang narasumber yang pernah berkomunikasi dengan Rudi membenarkan bahwa staf khusus yang diangkat adalah pemilik akun X (Twitter) @kurawa yang bergabung sejak Juni 2009.

Pengikutnya hingga 13 Januari 2025 pukul 19.30 WIB berjumlah sekitar 454 ribu pengikut.

Rudi Sutanto pernah menuduh sejumlah media massa dibayar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk pencitraan.
Tuduhan Rudi Valinka melalui Twitter dilakukan pada Ahad, 5 Januari 2020, sekitar pukul 12.15 WIB. Dia mengunggah empat tangkapan layar berita dari kompas.com, detik.com, liputan6.com, dan kumparan.com.

Tiga media online tersebut memuat berita tentang warga Jakarta meneriaki Anies dengan sebutan gubernur rasa presiden ketika kerja bakti di Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, pada hari itu.

Rudi Valinka juga menuduh kompas.com, detik.com, liputan6.com, dan kumparan.com dibayar Anies untuk memberitakan substansi yang menguntungkan Anies di seputar banjir Jakarta pada 1 Januari 2020.

Akun Twitter @kurawa menulis tudingan bahwa Anies telah membayar media tersebut dengan uang ratusan juta.

“Diketawain sama orang advertising media neh, Gabener briefing beritanya serupa gini : Jorok banget caranya guyur ratusan juta beli berita di semua media online kagak mutu gini,” seperti dikutip dari cuitan @kurawa.

Ketiga media tadi membantah tuduhan Rudi Valinka, tapi dia mengancam media-media itu jika menempuh jalur hukum. Dirinya mengklaim warganet akan membantu dia menyerang media yang mengadukannya ke polisi dengan gerakan uninstall atau blok situs berita.

“Media-media yang bersikeras mau gunakan jalur hukum pada lupa dengan kekuatan netizen di kasus sebelumnya: kalau sudah ada gerakan uninstall/blok ramai-ramai, gerakan kasih bintang 1 di playstore. Ruginya tentu gak terhitung. Gue gak anjurkan tapi ingat solidaritas gak bisa gue bendung,” cuit @kurawa hari ini, Senin, 6 Januari 2020.

Perselisihan Rudi dengan media massa turut memancing reaksi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat itu. Johnny meminta buzzer bijak menggunakan media sosial, terlebih pada saat bencana alam menimpa masyarakat seperti saat ini.

“Orang lagi bencana, gunakanlah Twitter, sosial media, FB (Facebook) atau apapun itu dengan cara cerdas dan baik,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 6 Januari 2020.

Akun @kurawa kerap membela Ahok ketika menjadi Gubernur DKI dulu, termasuk rajin menyoroti pemberitaan Tempo yang mengkritik kebijakan Ahok ketika menjabat. @kurawa juga disebut Ahokers, istilah pendukung bekas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Pada 2016, Rudi Valinka alias @kurawa menulis buku berjudul “A Man Called Ahok”, yang ceritanya diangkat di layar film. Dia menjelaskan alasan menulis buku tersebut adalah bertabayun atau mengkonfirmasi kehidupan Ahok yang saat itu terjerat hukum atas kasus penistaan agama.

“Buku ini saya buat untuk klarifikasi kasus yang menjerat Pak Ahok,” ujar Rudi saat peluncuran buku tersebut pada Januari 2017.

Ahok pernah mengaku bahwa dia mengenal pemilik akun @kurawa ini. “Saya bilang saya kenal kok dengan @kurawa, Rudi. Saya tahunya dia Rudi, saya pernah ketemu tiga atau empat kali, dia konser, ketemu,” kata Ahok di Jakarta pada Mei 2016.

Ahok mengatakan ia pernah menerima kedatangan rombongan yang menyebut diri sebagai relawan. Salah satu orang yang datang ke rumah Ahok adalah Rudi. Ahok mengatakan ia mengenal @kurawa dari pertemuan tersebut. “Saya enggak tahu, terus baru ngomong itu @kurawa, namanya @kurawa,” ujarnya.

Ahok menilai belum bisa mendefinisikan hubungan dia dengan Rudi sebagai teman. Ia mengatakan seseorang bisa disebut sebagai teman apabila telah berhubungan selama beberapa hari atau beberapa bulan. Ia menuturkan pertemuan dengan Rudi tidak sampai lima kali.

“Yang duduk ngomong pun bukan ngomong berdua lho. Itu yang ramai-ramai satu meja,” ujarnya.

Tempo berupaya mengkonfirmasi ke WhatsApp Ahok apakah Rudi Sutanto yang diangkat Stafsus Meutya Hafid itu merupakan Rudi Valinka. Namun, pesan konfirmasi Tempo belum berbalas.

Rudi Valinka juga pernah bertemu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersama influencer lainnya. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan pertemuan tersebut berlangsung di kantor Kemenkeu pada 17 Maret 2023.

“Yang hadir antara lain Dee Lestari, Bintang Emon, Babe Cabita, Marcel Siahaan, Chandra Darusman, Felicia Tjiasaka, Richard Sam Bera, dr Tirta, Guntur Romli, Mazzini, Rudi Valinka, Annisa Steviani,” katanya.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan masukan, pandangan, aspirasi, dan kritik dari publik. Media sosial sudah menjadi salah satu media komunikasi, sehingga aspirasi dan concern warganet perlu diperhatikan dan direspon. (adm)

Sumber: tempo.co

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours