APJII Luncurkan Indonesia Internet Exchange Jakarta ke-2

Estimated read time 2 min read

Jakarta – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Bersama Digital Data Center (BDDC) meluncurkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua (IIX-JK2) di Jakarta Timur.

Langkah ini bertujuan memperkuat ekosistem digital Indonesia, menyediakan infrastruktur interkoneksi yang lebih efisien, cepat, dan aman, serta menjawab kebutuhan konektivitas yang handal.

Kehadiran IIX-JK2 melengkapi Indonesia Internet Exchange (IIX) di Cyber 1 dengan mendekatkan penyedia layanan internet (ISP) dengan penyedia konten digital (content providers) dan hyperscalers.

Solusi ini diharapkan mampu mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi, termasuk keterjangkauan dan efisiensi pengelolaan trafik data yang terus meningkat.

“Dengan pertumbuhan trafik internet yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam tiga tahun terakhir-dari 1,3 Tbps pada tahun 2021 menjadi 14 Tbps di akhir tahun 2024 (peak traffic)-kehadiran IIX-JK2 menjadi kebutuhan yang mendesak,” kata Ketua Umum (Ketum) APJII, Muhammad Arif pada Senin (6/1/2025).

Keunggulan strategis IIX-JK2, yaitu dekat dengan content providers dan hyperscalers, infrastruktur scalable dan bersertifikasi global.

Dukungan terhadap kedaulatan data, meningkatkan kapasitas Meet-Me-Room (MMR), dan kemudahan akses jaringan fisik ke dalam data center.

Pada kesempatan yang sama Komisaris Utama BDDC, Setyanto Hantoro menambahkan Pusat data JST1 dirancang sebagai fasilitas Tier IV yang bersertifikasi global dari Uptime Institute, dengan kapasitas 5 megawatt untuk mendukung operasional 24/7 yang handal dan scalable.

“Melalui kolaborasi dengan APJII dalam IIX-JK2, kami memastikan interkonektivitas yang lebih baik, yang tidak hanya mempercepat distribusi data tetapi juga memperkuat ekosistem digital nasional,” ujarnya.

“Dengan kepastian hukum, tarif listrik yang kompetitif, dan insentif yang mendukung, Indonesia dapat menjadi pusat investasi data center di Asia Tenggara.”

Nilai pasar data center di Indonesia mencapai US$3,7 miliar atau Rp 57,7 triliun pada 2024 dan investasi mencapai US$634 juta atau Rp9,8 triliun. Berdasarkan proyeksi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan Asia Tenggara diperkirakan memiliki kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada 2028.

Muhammad Arif meneruskan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data, terutama dengan kelebihan sumber daya listrik di Jawa dan Batam.

“Namun, keberhasilan ini memerlukan regulasi yang ramah investasi, insentif yang menarik, serta kepastian hukum yang mendukung perkembangan ekosistem digital,” tuturnya.

Kehadiran IIX-JK2 diharapkan melengkapi dan memperkuat kapasitas serta keandalan IIX-APJII yang berperan sebagai hub utama interkoneksi bagi para penyelenggara jaringan internet nasional.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan APJII untuk mendukung kebutuhan anggota kami dalam menyediakan layanan yang cepat, aman, dan efisien bagi pengguna akhir,” ucapnya. (adm)

Sumber: detik.com

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours