Jakarta – India melancarkan serangan militer balasan ke wilayah Pakistan terhadap turis di Kashmir yang didahului Pakistan mengklaim menembak jatuh lima jet Angkatan Udara India seperti Rafale, jet tempur buatan Perancis.
Pakistan mengatakan sedikitnya 26 orang tewas dalam serangan India, termasuk perempuan dan seorang anak perempuan berusia tiga tahun, dan 46 orang terluka.
Tiga jet tempur Rafale, pesawat tempur multi peran termasuk pesawat tempur model MiG-29 dan SU-30.
Seorang penduduk dan pejabat pemerintah menyebut sebuah jet tempur tak dikenal jatuh di gedung sekolah di Kashmir yang dikelola India. Puing pesawat di sebuah lapangan, di sebelah sebuah bangunan.
Dassault selaku pembuat Rafale dan militer Perancis belum berkomentar, sedangkan pengguna media sosial India tegas menolak laporan bahwa Rafale dijatuhkan Pakistan.
Angkatan Udara India menerima Rafale pertama bulan Juli 2020, sebagai bagian dari kontrak untuk 36 pesawat yang ditandatangani pada 2016. Semula India berencana membeli 126 pesawat.
Rafale masuk dalam daftar pendek pengadaan jet tempur India bersama Eurofighter Typhoon pada 2011. Rafale dinyatakan sebagai pemenang pada tahun berikutnya. Program tersebut berubah dan kontrak ditandatangani hanya untuk 36 jet tempur Rafale.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur multiperan sayap delta, mesin ganda, generasi 4,5 yang diproduksi oleh perusahaan Perancis, Dassault Aviation. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum Mach 1,8 dan radius tempur 1000 km.
Perangkat ini dilengkapi berbagai senjata untuk meraih supremasi udara, pengintaian dari langit, dukungan darat, serangan berat, sampai serangan anti kapal.
Kelebihannya, sistem avionik Rafale memberikan kewaspadaan situasional dan kemampuan survival yang unggul. Rafale juga memiliki desain aerodinamis untuk meningkatkan kemampuan manuver.
Rafale antara lain dibekali radar Thales RBE2 AESA dan perangkat peperangan elektronik Spectra. Sistem ini memungkinkan Rafale mendeteksi, melacak, dan mengidentifikasi target di udara dan darat.
Hal ini memberikan pandangan komprehensif terhadap medan perang dan meningkatkan kemampuan pilot bereaksi dengan cepat.
Rafale dapat membawa berbagai persenjataan udara ke udara, udara ke darat, dan anti kapal. Misalnya, dia bisa dibekali Exocet, rudal canggih antikapal yang meluncur di laut dengan hulu ledak 165 kg dan jangkauan tembak 180 km.
Exocet sulit dicegat karena lintasannya yang sangat rendah, tapi kelemahannya, misalnya, Rafale tidak memiliki kemampuan siluman mutakhir, yang semakin penting perannya dalam peperangan udara modern.
Rafale yang dibeli India, meski sangat canggih, mungkin takkan bertahan lama karena meningkatnya daya saing jet tempur lain. Dengan sistem pertahanan udara musuh makin kompeten, kemampuan siluman jadi kebutuhan mendesak.
“Pesawat generasi 4,5 seperti Rafale mungkin sempurna untuk pertempuran udara seperti sekarang, tapi mungkin akan segera tertinggal dari jet tempur generasi kelima yang akan datang,” tulis media Deccan Herald. (adm)
Sumber: detik.com