Jakarta – Netflix dikabarkan berencana kembali menaikkan harga paket berlangganannya secara bertahap sampai 2030. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi Netflix untuk mencapai target keuangan.
Salah satu target utamanya adalah menggandakan nilai perusahaan di pasar saham yang hampir mencapai US$500 miliar sekarang. Mereka ingin melipatgandakannya menjadi US$1 triliun selama lima tahun ke depan.
Analis menyebutkan langkah ini dilakukan Netflix dengan menaikkan biaya langganan bulanan para penggunanya. Langkah lain yang dilakukannya seperti menjaring pelanggan baru, memperbesar porsi bisnis iklan yang relatif baru.
Kemudian, merambah pasar negara baru atau menambahkan fitur ekstra seperti cloud gaming. Namun, membutuhkan investasi, usaha, dan waktu yang lebih signifikan dibandingkan sekadar menaikkan tarif.
Langkah ini terinspirasi dari platform lain seperti Spotify dan YouTube yang berhasil mengembangkan bisnis di luar layanan inti mereka. Spotify merambah podcast dan buku audio, sedangkan YouTube menawarkan paket bebas iklan (premium) dan layanan TV streaming.
Netflix menyediakan pilihan paket lebih murah dengan dukungan iklan, paket standar, hingga paket premium dengan benefit dan harga yang berbeda-beda.
Kabar terbaru menyebutkan pelanggan di Amerika Serikat (AS) akan mengalami kenaikan harga mulai 2025. Netflix telah menaikkan harga sebesar dua kali lipat selama 10 tahun (2015-2025).
Pola yang diterapkan adalah tidak menaikkan harga selama sekitar 12 hingga 15 bulan, lalu menaikkan lagi atau bahkan meluncurkan tingkatan paket baru yang lebih premium (dan lebih mahal).
Kondisi ini tidak menghentikan pelanggan membayar lebih dan terus berlangganan, sehingga Netflix tidak menghentikan strategi kenaikan harganya. (adm)
Sumber: detik.com