Bagaimana Elon Musk Berpikir Kursor Bisa Dikendalikan Manusia Lewat Pikiran?

Estimated read time 4 min read

Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) SpaceX, Elon Musk berpendapat manusia pertama yang ditanamkan chip otak Neuralink dapat mengendalikan kursor mouse komputer dengan pikirannya.

“Kemajuannya bagus, pasien sepertinya sudah sembuh total dan mampu menggerakkan mouse di sekitar layar (komputer) hanya dengan berpikir,” katanya dalam rekaman percakapan yang dibagikan salah satu akun X baru-baru ini.

Sebelumnya, Elon Musk mengabarkan Neuralink berhasil menanamkan implan chip otak nirkabel pada pasien anonym pada akhir Januari lalu.

Neuralink merupakan salah satu dari beberapa perusahaan yang sedang mengembangkan antarmuka otak-komputer (BCI) yang akan mengumpulkan dan menganalisis sinyal otak.

Salah satu fokus Neuralink adalah mengembangkan implan otak berteknologi tinggi yang memungkinkan manusia bisa mengontrol komputer hanya dengan berpikir. Tindakan ini sedang diuji coba oleh Neuralink.

Elon Musk mengemukakan pihaknya sedang melatih agar pasien bisa menekan tombol sebanyak mungkin hanya dengan berpikir.

Manusia menggunakan mouse atau trackpad untuk mengendalikan kursor.

Chip otak Neuralink didesain agar manusia bisa menggerakkan kursor itu hanya dengan pikiran, termasuk ketika menyeret, mengklik, atau menekan sesuatu dengan kursor.

“Neuralink masih terus mencoba membuat kemajuan untuk sampai di sana,” ucapnya.

Dalam twit sebelumnya, Elon Musk mengungkap produk pertama Neuralink diberi nama ‘Telepathy’.

Chip ini memungkinkan pengguna memiliki kontrol atas hampir semua perangkat hanya dengan berpikir.

“Pengguna awal chips Telepathy adalah mereka yang mengalami kelumpuhan atau kehilangan fungsi anggota tubuhnya,” ucapnya.

Pengadopsian chip Telepathy, ujar Elon Musk, dengan kasus Stephen Hawking yang mengidap penyakit neuron motorik.

“Bayangkan jika Stephen Hawking bisa berkomunikasi lebih cepat daripada juru ketik atau juru lelang. Itulah tujuannya,” tulis Elon Musk.

Stephen Hawking adalah orang yang mengalami penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang berhasil bertahan hidup hingga usia 76 tahun.

Penyakit ALS adalah gangguan pada saraf-saraf motorik atau sel-sel saraf pada otak dan tulang belakang yang mengatur gerakan otot-otot lurik (otot yang digerakkan berdasarkan kemauan sendiri).

Neuron motor mengendalikan semua gerakan refleks atau spontan di otot lengan, kaki, dan wajah.

Bagian ini juga berfungsi memberitahu otot-otot untuk berkontraksi sehingga bisa berjalan, berlari, mengangkat benda ringan di sekitar, mengunyah dan menelan makanan, dan bahkan bernapas.

Namun, penderita ALS mengalami gangguan sistem saraf di mana sel-sel tertentu (neuron) di dalam otak dan sumsum tulang mati secara perlahan.

Sel ini mengirimkan pesan dari dalam otak dan sumsum tulang menuju otot.

Semula masalah otot ringan muncul, tetapi perlahan-lahan orang tersebut akan menjadi lumpuh, seperti halnya Stephen Hawking.

Elon Musk mengemukakan chip Neuralink yang ditanamkan pada otak manusia memperlihatkan lonjakan (sel) neuron yang menjanjikan.

Sebenarnya, informasi metode tanam chip otak Neuralink masih terbatas.

Laporan sebelumnya, relawan akan memperoleh implan antarmuka otak-komputer nirkabel yang dinamakan N1.

ArsTechnica mengemukakan implan dilakukan melalui pembedahan oleh robot bedah eksperimental perusahaan, R1.

Perangkat implan yang dipasang memiliki 1.024 elektroda yang didistribusikan pada 64 benang yang lebih tipis dari rambut manusia.

Selanjutnya, R1 memasukkan benang ke daerah otak yang sesuai maka elektroda dirancang untuk merekam aktivitas saraf yang berkaitan dengan niat gerak.

Lalu, aplikasi eksperimental perusahaan akan memecahkan kode sinyal tersebut.

Tujuan implantasi N1 untuk memungkinkan peserta uji coba mengendalikan kursor komputer atau keyboard hanya dengan menggunakan pikiran mereka.

Uji coba ini akan mengevaluasi keamanan, tetapi juga melihat sekilas kemanjurannya.

Namun, sedikit informasi tentang uji coba ini dimuat dalam blog Neuralink dan brosur studi dua halaman untuk calon sukarelawan.

Berapa banyak orang yang akan direkrut Neuralink untuk uji klinis awal belum diketahui secara jelas.

Perusahaan tersebut telah berusaha memperoleh persetujuan dari FDA untuk merekrut 10 orang.

Laporan dari Reuters menyebutkan Neuralink mencoba menegosiasikan angka yang lebih rendah setelah FDA mengangkat masalah keamanan.

Namun, penelitian ilmiah atas klaim Musk soal penanaman chip Neuralink pada manusia belum menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Neuralink juga tidak memberikan informasi apa pun tentang prosedur yang telah dilakukannya.

Bahkan, Hasting Center, sebuah lembaga penelitian bioetika dan pusat etika terkemuka berkomitmen untuk memajukan kesehatan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Musk dikritik karena hanya memberikan ‘laporan dua kalimat’ yang terbatas pada subjek uji manusia.

Para peneliti mencatat penelitian baru pada manusia tidak boleh dilakukan secara tertutup, dan menyatakan bahwa Neuralink telah gagal memenuhi standar etika dasar.

Hastings Center juga mencatat bahwa Neuralink belum secara terbuka mengumumkan apa yang akan dilakukannya jika terjadi kesalahan. Neuralink juga belum membagikan temuan penelitian pada hewan yang menjadi dasar eksperimen ini.

Sumber: Kompas.com

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours